Sunday, 20 September 2015

5 Fenomena Alam Sebagai Akhir Zaman !?


Sudah baca judul post diatas ? yups, 5 fenomena alam yang dipercaya sebagai akhir zaman nih. 
Yuk, kita simak penjelasannya!



Merujuk tradisi agama samawi disebutkan adanya dua jenis kiamat (akhir zaman), yaitu kiamat kecil dan kiamat besar. Tanda-tanda berakhirnya dunia itu dijabarkan dalam kitab suci.
Manusia yang mempercayai nubuat kitab suci lantas terusik atas fenomena alam yang tidak terduga dan sulit terjelaskan dengan pembuktian ilmiah. Beberapa jejadian terekam kamera yang masuk daftar ini akhirnya diyakini sebagian orang sebagai pertanda bila dunia mulai dekat dengan akhir zaman.
Contohnya laut yang berwarna merah darah di China, sampai tiupan aneh dari langit di beberapa negara disebut-sebut sangkakala oleh netizen.
Ilmuwan berusaha menjelaskan fenomena-fenomena alam itu wajar terjadi dan tidak berkaitan apapun dengan akhir zaman. Namun tetap saja, spekulasi netizen kadung merebak atas gambar-gambar yang beredar di dunia maya.



 Warga Jerman dikejutkan video suara dari langit mirip terompet beberapa bulan lalu. Fenomena alam yang belum dapat dijelaskan itu ternyata terjadi di banyak negara selama nyaris lima tahun terakhir.
Seperti dilansir inquisitr, Senin (25/5), manusia di pelbagai belahan dunia ramai-ramai mengunggah video pengalaman mereka mendengar suara aneh dari langit. Video paling lama dalam catatan Youtube diunggah pada 2011 dari Belarusia.
Berikutnya, rekaman serupa diunggah warga Amerika Serikat, Ukraina, Kanada, hingga Jepang. Hingga Mei 2015, tiap bulan ada saja pengguna Youtube yang mengunggah rekaman suara aneh dari langit. Selalu muncul perdebatan di kolom komentar mengenai keaslian video tersebut oleh para pengguna Internet.
Aaron Taylor, warga Kota Montana, AS, ikut mengunggah rekaman pengalamannya mendengar suara langit pada 18 Februari 2012. Dia mengaku terkejut karena suara yang dia dengar mirip cerita Kitab Injil tentang terompet Sangkakala, penanda akhir zaman. Deskripsi kiamat melibatkan alunan terompet dari langit juga diimani umat Muslim dan Yahudi.
"Walau kita berusaha mencari jawaban logis (suara-suara itu), gagasan bahwa ini tanda akhir zaman bermunculan di kepala saya. Bagaimana bila suara ini termasuk nubuat tersebut," kata Taylor.
Belum ada keterangan dari jurnal ilmiah maupun upaya konfirmasi pada ilmuwan kredibel untuk menjelaskan hadirnya suara-suara dari langit itu. Di blog maupun forum diskusi online, muncul beberapa teori. Di antaranya suara hasil penggalian bawah tanah, tekanan pipa gas, hingga gempa bumi.

Kejadian ini aneh tapi nyata, munculnya di Kota Shenzhen, Provinsi Guangzhou, sebelah selatan China. Warga dan pengunjung pantai Shenzhen kaget karena Selasa (25/11) pagi, muncul ombak warna merah darah seperti dilansir stasiun televisi CCTV News.
Awalnya warga menduga ada ikan yang dimangsa hiu. Tapi dugaan ini mentah, karena sama sekali tidak ada bau amis darah. Sebagian bahkan menyinggung soal ramalan dalam Injil, yang menandakan kiamat akan tiba ketika laut berwarna merah.
Setelah Dinas Kelautan setempat memeriksa, rupanya ombak warna darah itu disebabkan oleh membiaknya populasi ganggang merah. Tumbuhan laut itu punya nama latin noctiluca scintillans.
Kepala Dinas Kelautan Shenzhen Zhou Kai menyatakan ganggang ini seharusnya tidak beracun. Namun air laut yang diperiksa masih terus diperiksa.
"Jadi kami menyarankan warga dan wisatawan tidak bersinggungan dengan air laut terlebih dulu," kata Kai.
Pemerintah setempat menilai fenomena ini jarang, tapi sangat mungkin terjadi. Kai menilai tidak perlu mengaitkan ombak warna darah dengan takhayul macam-macam.
"Populasi ganggang itu disebabkan perubahan metereologis dan hidrologis di kawasan sekitar," ujarnya

Awan berbentuk aneh nampak di Kosta Rika tiga hari lalu. Surat kabar the Daily Mail melaporkan, Sabtu (19/9), netizen di negara bagian tengah Benua Amerika ramai membagikan foto dan video awan tidak lazim tersebut.
Awan muncul di Ibu Kota San Jose, persis ketika negara itu merayakan hari kemerdekaan. Beberapa netizen meyakini awan itu sesuai dengan nubuat kitab suci tentang datangnya akhir zaman.
"Pemandangan ini sungguh mencengangkan. Ini adalah tanda dari Tuhan," kata warga bernama Jessie Montealegre.
Adapun pakar metereologi Gavin Pretor-Pinney memberi penjelasan ilmiah. Dia menampik awan itu sebagai fenomena unik.
Awan berbentuk seperti piringan itu adalah jenis pileus yang muncul sebelum badai muncul. Kepadatan kristal es di awan memicu efek fotografis berupa piringan di angkasa.
"Tapi memang harus diakui, awan jenis ini sangat jarang bisa dilihat dengan mata telanjang," kata Pinney.



 Sosok berbentuk manusia raksasa muncul di langit Chile setelah gunung Calbuco mengalami erupsi. Sosok tersebut dibentuk dari kumpulan awan dan asap yang tersisa dari letusan gunung Calbuco.
Dalam foto di bawah ini terlihat bahwa kumpulan awan membentuk sosok seperti manusia raksasa. Masyarakat sekitar percaya kemunculan sosok tersebut adalah sebuah tanda dari Tuhan, setelah tanda lainnya berupa letusan gunung Calbuco.
Gunung Calbuco sendiri sudah tidak meletus selama 40 tahun dan baru kali ini meletus lagi. Pada hari Rabu lalu, tingkat bahaya gunung Calbuco ditingkatkan menjadi 'emergency' setelah meletus. Saat meletus, Calbuco memuntahkan banyak debu dan asap hingga 12 mil ke angkasa.
Sosok raksasa itu sendiri ditangkap oleh Hariet Grunewald, warga berusia 33 tahun yang tinggal di kota terdekat, Puerto Montt.
"Ketika mendengar gunung meletus, aku segera berlari ke jendela dan mengambil foto. Kemudian aku melihat sosok manusia raksasa itu muncul. Awalnya kupikir itu hanya gambaran dalam kepalaku saja. Tapi kemudian semua teman dan keluarga yang melihat juga setuju," ungkapnya.
Masyarakat lokal lainnya percaya bahwa erupsi yang tak biasa ini merupakan tanda bahwa Tuhan sedang marah. Mereka menganggap munculnya sosok raksasa itu sebagai peringatan dan pertanda.
"Gunung meletus adalah cara Tuhan untuk menunjukkan bahwa dia sedang marah. Dan (sosok raksasa) itu menunjukkan bahwa Dia selalu mengawasi kita dan segala perilaku kita," jelas Juanma ortiz Arrendondo, seorang warga lokal berusia 60 tahun.

 cr : merdeka

No comments:

Post a Comment